Sabtu, 16 September 2017

Tanda bayi susah BAB

Selama masa pertumbuhan, keadaan normal jika bayi mengalami kesulitan makan atau makan tanpa henti. Namun, pastikan sistem pencernaan bayi tidak berubah. Kondisi anak sulit BAB satu harus berhati-hati.Anda seharusnya tidak meremehkan masalah ini karena bisa berdampak buruk bagi pembangunan secara keseluruhan. Bagi orang tua, mari kita periksa bersama bagaimana mendekati kondisi ini.

Bayi susah BAB

Bagaimana mengetahui bahwa bayi mengalami konstipasi?Setiap bayi harus memiliki siklus dengan beberapa pola, bahkan dalam urusan buang air besar. Perhatikan bagaimana siklus usus ini terjadi pada bayi Anda. Pola ini penting untuk diperiksa sehingga bila kondisi terjadi tidak biasa, maka bisa dideteksi sesegera mungkin jika bayi mengalami susah buang air besar.Tapi Anda harus ingat bahwa pemborosan besar bayi dipengaruhi oleh banyak hal. Aktivitas diet dan minuman dan seberapa cepat kemampuan tubuh bayi mencerna makanan yang masuk adalah serangkaian masalah yang mempengaruhi seberapa sering bayi buang air besar. Jika salah satu faktor ini berubah, buang air besar mungkin terjadi.Meski mengubah salah satu faktor di atas bisa mengubah kebiasaan buang air besar pada bayi, masih ada batas toleransi. Jika buang air besar kurang dari tiga kali seminggu, bentuknya lebih sulit dari biasanya, meski frekuensinya tidak berubah, dan nampaknya bayi terasa sakit buang air besar, maka jantung Anda sembelit. Pada bayi usia 0 sampai 5 bulan dan masih mengonsumsi ASI, tinja seminggu sekali dianggap normal.Selain tanda di atas, bayi juga akan menunjukkan beberapa gejala jika mengalami susah buang air besar. Biasanya, bayi akan lebih menuntut dan menangis sambil mengangkat kakinya. Pada kasus yang lebih parah, ada bintik darah pada popok bayi yang disebabkan oleh pecahnya dinding rektum akibat tinja yang keras.Apa Penyebab Sembelit Anak?Penting untuk mengetahui penyebab sulitnya buang air besar bayi agar segera dicegah. Ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkannya.

    
Susu formulaPeralihan dari ASI ke formula yang rentan menyebabkan sembelit. Hal ini biasa mengingat kandungan gizi antara ASI dan susu formula berbeda.Karena itu, disarankan memilih formula untuk bayi. Selain menganalisa isi yang ada di dalamnya, juga pertimbangkan bagaimana reaksi tubuh bayi Anda

    
Makanan padatBeralih ke makanan padat seringkali menyebabkan pencernaan bayi menjadi "terguncang" sehingga menyulitkan buang air besar. Hal ini tidak mengherankan, apalagi jika bayi Anda sudah terbiasa dengan makanan cair.Peralihan dari cairan ke makanan padat rentan terhadap konstipasi. Apalagi bila diurus secara langsung dalam bentuk serat makanan minimal, seperti nasi atau roti. Untuk meminimalkan risiko sembelit, beri makanan kaya serat pada bayi Anda.

    
DehidrasiBayi secara teratur melembabkan tubuh mereka melalui makanan dan minuman yang mereka konsumsi, termasuk air susu ibu. Salah satu fungsi air adalah untuk membantu proses pencernaan. Jika Anda tidak mendapatkan cukup asupan cairan, itu bisa berakibat pada tinja yang keras.

    
Kondisi medis tertentuMeski jarang, beberapa penyakit bisa menyebabkan bayi mengalami sulit buang air besar. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan sembelit adalah hipotiroidisme, alergi makanan dan gangguan pada sistem pencernaan sejak lahir.Bagaimana mengatasi konstipasi bayi?Jangan panik saat Anda mendapati kondisi bayi sulit buang air besar. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak bisa lepas dari gangguan pencernaan ini.

    
Jadikan anak aktifAgar kotoran bisa masuk melalui usus, dorong anak untuk bergerak lebih aktif. Jika bayi bisa merangkak, maka membuatnya merangkak lebih sering bisa dilakukan agar mendorong bangku keluar lebih mudah. Jika Anda masih tidak bisa, menggerakkan kaki bayi Anda sebaiknya mengayuh sepeda bisa membantu.

    
Pijat perutPijat bagian bawah pusar bayi Anda, yaitu sekitar tiga jari pusar, lembut. Pastikan bayi Anda rileks dan tidak merasa sakit saat melakukannya.

    
Ubah susu formulaJika bayi Anda mengalami sembelit karena menggunakan formula, maka ganti dengan merek yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan formula yang sesuai dengan kebutuhan bayi Anda.

    
Kombinasikan makananBila sudah waktunya untuk mendapatkan makanan padat, usahakan jangan memberi makanan "berat", seperti nasi. Pilihlah makanan yang kaya serat dan berikan porsi tidak langsung banyak. Untuk mendapatkan hasil optimal




Baca Juga : Klinik Dokter Sunat Pekanbaru


Tidak ada komentar:

Posting Komentar